BONTANG — Sejumlah pelajar melayangkan unek-unek mereka dalam dialog gelaran Calon Wali Kota Bontang Sutomo Jabir, Jumat (22/11/2024) malam. Berlangsung di salah satu Kafe Kecamatan Bontang Utara.
Barangkali hampir ratusan anak muda yang turut meriahkan dialog terbuka dengan tajuk “Pemimpin Muda Menyapa Pemuda” itu.
Di mana dialog ini, setidaknya secara singkat keluh kesah para pelajar di Kota Bontang yang patut diselesaikan:
Masalah Bahan Baku Badak LNG
Salah satu pelajar menyampaikan keluh kesahnya terkait dengan Bontang sebagai Kota Industri. Terlebih lagi masalah bahan baku di Badak LNG yang diprediksi akan segera habis.
Zalwa, begitu dia disapa, menyampaikan dirinya sebagai pelajar Bontang disiapkan untuk bisa menjaga dan mengelola bahan baku tersebut.
Namun menurut dia, beberapa tahun ke depan, karena bahan baku diprediksi akan habis, mala ilmu mereka hanya sebatas teori belaka.
“Tapi 5 atau 10 tahu yang akan datang kemungkinan kami tidak bisa merasakan bagaimana langsung mengelola bahan tersebut. Kami hanya diajarkan teorinya,” ucapnya.
Masalah Pendidikan dan Ekonomi
Pelajar lain memaparkan unek-uneknya terkait pengembangan pendidikan di Kota Bontang. Dia mencontohkan, misalnya, ada guru yang memberikan nilai baik kepada murid. Pun murid tersebut tidak kompeten.
“Tapi terpaksa diberikan nilai baik itu murid, untuk mendukung kualitas guru,” katanya.
Kemudian masalah peningkatan ekonomi. Apakah pemimpin nantinya mampu memfasilitasi anak-anak muda melakukan pelatihan? Begitu tanya dia.
Misalnya dicontohkan pemuda itu? Adalah pengembangan ilmu ihwal pendidikan tentang deposito, obligasi, atau mungkin cryptocurrency (mata uang digital). Yang menurutnya, sangat perlu dihadirkan oleh pemerintah sebagai bentuk fasilitasi anak-anak muda.
“Itu sudah dibahas anak-anak muda di berbagai belahan dunia, apalagi di Amerika Serikat,” tuturnya.
Masalah Kota Industri
Pemuda lain melayangkan catatan kecilnya terkait Bontang sebagai Kota Industri. Dia menilai, salah satunya, misalnya, PT Energi Unggul Persada (EUP), Pabrik CPO yang terletak di Bontang Lestari.
Memang pabrik itu membantu Kota Bontang dari sisi finansial. Menjadikan Bontang lebih baik baik dari sisi itu, katanya. Tapi menurut dia, tidak sedikit juga dampak buruk yang dilahirkannya.
Misalnya operasi perusahaan itu berdampak pada kualitas infrastruktur Kota Bontang. Khususnya di Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan.
“Salah satunya jalan di Sekambing, banyak yang rusak karena truk lewat tiap hari. Ini merusak jalan-jalan di Bontang Lestari,” ungkapnya.
Instansi Tidak Memperhatikan
Pelajar lain, mengaku jika mereka melakukan berbagai kegiatan, mereka amat jarang dilirik instansi pemerintah. “Kita tu kadang dijadikan anak tiri.”
Padahal, kata dia, pemerintah memberi penekanan kepada anak didik agar mereka mengharumkan nama Kota Bontang, naasnya perintah pemerintah, tidak sejalan dengan fasilitas yang diberikannya kepada para pelajar.
“Kita ditekankan untuk membawa nama kota, membawa nama instansi menjadi lebih baik, tapi sayangnya kita tidak difasilitasi, tidak diberikan dana, tidak diberikan sesuatu yang kita inginkan,” bebernya.
Uangnya Dikorupsi
Pelajar dari instansi duta anti narkoba, juga mengambil bagian dalam pertemuan itu. Dia curhat. Katanya uangnya kerap dikorupsi. Entah siapa yang melakukan itu.
“Saya tu masih muda ya pak. Saya tidak bisa melaporkan orang-orang dewasa yang korupsi uang saya nih,” katanya disambut tawa hadirin.
“Apalagi baru-baru ini saya dikorup Rp350 ribu. Itu mungkin kecil bagi orang dewasa. Tapi bagi saya, itu uang jajan gede banget,” sambungnya.
Untuk itu dia meminta agar ke depannya pemimpin Kota Bontang menyiapkan layanan umum yang khusus untuk melaporkan perilaku korup tersebut.
“Jadi saya pengen banget ada nomor, atau apa lah, atau hal-hal yang memfasilitasi kita untuk melaporkan langsung. Koruptor harus dilapor!,” tegasnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh antusias itu, tampak masih banyak pelajar yang mengangkat tangannya untuk menyampaikan masalah-masalah mereka.
Namun karena dibatasi waktu, pelajar harus pulang lebih dulu, maka tutuplah pertemuan itu.
Sutomo Jabir, yang hadir langsung menjemput unek-unek mereka, menyajikan jawaban dan solusi yang sangat konkret.
Sutomo mengaku, dan menegaskan, jika dia terpilih, akan menyelesaikan dan merealisasikan seluruh permintaan dan keluh kesah para pelajar tersebut. (***)