BONTANG – Sekretaris Daerah (Sekda) Bontang Aji Erlynawati tidak tahu menahu terkait Tim Ahli Percepatan Pembangunan Daerah (TAP2D) yang diduga mendukung salah satu Paslon.
Dia mengatakan sejauh ini belum ada informasi terkait hal tersebut kepada dirinya, bahwa mereka ikut mensosialisasikan salah satu Paslon.
“Saya tidak tahu,” ucapnya saat ditemui usai mengikuti rapat paripurna DPRD Bontang, Senin (4/11/2024).
Menurutnya TAP2D memiliki tujuan untuk melakukan percepatan pembangunan seperti memberikan masukan kepada PJs Wali Kota dalam penyusunan arah prioritas dan kebijakan.
Kemudian melaksanakan pendampingan proses perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan program prioritas, serta melaksanakan pemantauan pelaksanaan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh perangkat daerah.
“Yang jelas mereka di tugaskan untuk percepatan terkait program Wali Kota dan Wakil Wali,” tegasnya.
Namun demikian dirinya terus menghimbau kepada masyarakat khususnya para pejabat pemerintah agar tetap menjaga netralitas untuk menyukseskan Pilkada.
“Intinya pejabat pemerintah tetap mengedepankan netralitas, kalau soal mereka yang ikut sosialisasi belum ada informasi ke saya,” pungkasnya.
Diketahui, dua orang anggota TAP2D diduga ikut mensosialisasikan program pasangan Basri -Chusnul dan Bawaslu pun tengah melakukan penelusuran terkait hal tersebut. Di mana TAP2D ini baru-baru di putuskan Wali Kota Basri Rase saat menjabat sebelum mengajukan cuti pada 3 September 2024 lalu.
Mereka adalah Yophie Turang, yang diduga ikut dalam deklarasi dukungan Komunitas Etnis Manado Bontang kepada pasangan calon nomor urut 1 di Pilkada Bontang itu. Yophie kini masuk dalam radar Bawaslu Bontang.
“Ini murni dukungan saya secara pribadi. Tidak salah kan kalau mendukung?” kata Yophie, dikutip dari laman bontangpost.id
Bawaslu juga tengah menelusuri keterlibatan Eko Satrya. Dia diduga ikut mensosialisasikan program Basri-Chusnul. Meski begitu, dia membantah jika disebut melakukan kampanye untuk wali kota petahana.
Dia menyebut tulisan tersebut ditujukan untuk mengulas program paslon yang dikorelasikan dengan program kepala negara. Dari pandangannya sebagai pengamat politik.
“Jadi bukan ditujukan untuk mengkampanyekan salah satu paslon, karena tidak ada unsur ajakan di dalamnya,” tuturnya.