SANGATTA – Dalam penyampaian arah kebijakan pembangunan daerah, Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman menegaskan dua fokus utama yang dinilai strategis bagi penguatan ekonomi Kutim ke depan.
Dua fokus tersebut adalah percepatan hilirisasi sektor pertanian serta optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Bupati Ardiansyah menilai sektor pertanian dan perkebunan memiliki potensi besar, namun belum maksimal karena proses transformasi dan pengolahan produk masih terbatas.
Ia menyampaikan bahwa hilirisasi menjadi kunci untuk membuka nilai tambah daerah.
“Proses hilirisasi (downstream process) produk sektor pertanian yang belum optimal, hal ini akan berpengaruh pada pengembangan sektor agribisnis dan agroindustri dalam rangka pencapaian visi Kabupaten Kutai Timur,” ujarnya, Jumat 14 November 2025.
Selain itu, kemampuan fiskal daerah juga menjadi perhatian pemerintah. Ketergantungan pada transfer pusat dinilai masih terlalu tinggi, sehingga pemda perlu memperkuat sumber pendapatan asli.
Menurut Ardiansyah, Peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang berkontribusi pada besaran APBD masih harus dioptimalkan.
Dia menekankan bahwa masih ada ruang besar untuk inovasi pendapatan daerah, baik dari sektor pajak, retribusi, maupun pengelolaan aset.
Bupati menambahkan bahwa kedua agenda besar tersebut tidak dapat dijalankan oleh pemerintah daerah saja. Diperlukan kerja sama lintas sektor agar strategi yang disusun dapat berjalan efektif.
“Kami menyadari sepenuhnya bahwa pemecahan masalah pada isu-isu penting tersebut memerlukan komitmen penuh dan kerja sama yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, terutama dalam menyusun dan melaksanakan strategi yang efektif,” tegasnya.
Pemerintah Kutim optimistis bahwa dengan kolaborasi menyeluruh antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, pembangunan berbasis daya saing dapat tercapai.
Hilirisasi pertanian dan penguatan PAD diyakini mampu mendorong Kutim menjadi daerah yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
“Kita harap kedepan Kutim harus memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional,” pungkasnya. (ADV)















