SANGATTA – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kutai Timur diproyeksikan menjadi penggerak ekonomi baru.
Dengan adanya investor yang mulai masuk dan langkah pemerintah daerah memperbarui regulasi, KEK Maloy diharapkan tidak hanya menjadi kawasan industri, tetapi juga pusat peluang kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Kutim, Ripto Widargo, mengungkapkan optimisme tersebut.
“Dua investor sudah mulai beroperasi, dan banyak yang menunggu,” ungkapnya belum lama ini.
Dengan revisi Perbup dan dukungan dari pemerintah daerah, KEK Maloy bisa berkembang optimal.
“Dampaknya tidak hanya soal ekonomi, tapi juga transfer teknologi, peluang kerja, dan penguatan ekonomi lokal,” jelas Ripto.
Ripto menambahkan, pemerintah daerah sedang bekerja keras agar investasi bisa berjalan lancar.
“Perbup lama kami revisi agar aturan lebih jelas. Investor pasti lebih percaya diri kalau regulasi mendukung, dan masyarakat Kutim bisa langsung merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya pengawasan dan sinergi antar OPD agar perkembangan KEK Maloy sesuai rencana.
“Kita ingin KEK Maloy bukan sekadar kawasan investasi, tapi benar-benar memberi dampak nyata bagi masyarakat. Ini bisa menjadi lokomotif ekonomi regional, menarik investor, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pembangunan berkelanjutan,” tutup Ripto optimis. (ADV)


















