SANGATTA – Membangun dari kesuksesan yang sudah terbukti, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) secara resmi menggaungkan rencana perluasan destinasi wisata baharinya.
Pasca kesuksesan Pulau Miang, Bupati Ardiansyah Sulaiman mengumumkan rencana pembukaan Pulau Birah-Birah, seraya menekankan pentingnya peningkatan kualitas destinasi yang sudah ada seperti Sekerat.
Keyakinan Bupati Ardiansyah akan potensi pariwisata Kutim bukanlah wacana tanpa dasar. Ia menyodorkan data riil dari lapangan yang menunjukkan tren yang sangat positif.
“Saya menggambarkan Pulau Miang saja dalam dua bulan, itu booking tempat sudah luar biasa di sana. Nah belum lagi kita akan buka misalnya Pulau Birah-Birah,” ujar Ardiansyah, Jumat 14 November 2025.
Kutipan ini menjadi bukti empiris yang powerful. Tingginya permintaan atau booking yang disebut “luar biasa” hanya dalam kurun dua bulan menjadi indikator pasar yang tidak terbantahkan.
Kesuksesan Pulau Miahg inilah yang kemudian menjadi green light bagi pemerintah untuk melangkah lebih jauh dengan membuka destinasi serupa, yaitu Pulau Birah-Birah, yang diyakini memiliki keunikan dan keindahan bawah laut yang tak kalah mempesona.
Namun, strategi pembangunan pariwisata Kutim tidak hanya bersifat ekspansif secara horizontal dengan membuka destinasi baru.
Bupati Ardiansyah memahami bahwa daya saing pariwisata dibangun melalui konsistensi kualitas di semua titik.
Oleh karena itu, ia juga memberikan perhatian khusus pada destinasi yang telah lebih dulu dikenal.
“Kita juga minta supaya Sekerat juga itu lebih ditingkatkan lagi daya saingnya,” tegasnya.
Permintaan ini adalah sebuah instruksi untuk melakukan revitalisasi dan inovasi, memastikan bahwa kawasan wisata seperti Sekerat tidak stagnan dan terus relevan menghadapi dinamika preferensi wisatawan.
Pendekatan dua sisi ini membuka yang baru dan mematangkan yang lama untuk menunjukkan strategi yang matang dan berkelanjutan.
Di balik semua rencana tersebut, Bupati Ardiansyah menegaskan bahwa pengembangan pariwisata adalah sebuah kerja kolaboratif yang melampaui sekadar pembangunan infrastruktur fisik.
Ia menilai bahwa kesuksesan sesungguhnya terletak pada sinergi antara promosi, peningkatan fasilitas pendukung, penyediaan akses yang memadai, dan yang paling utama adalah dukungan serta keterlibatan masyarakat lokal.
Ketika masyarakat merasakan manfaat ekonomi langsung dari sektor pariwisata, mereka akan menjadi duta-duta terbaik yang akan menjaga keberlanjutan destinasi tersebut.
Untuk memastikan semua elemen ini berjalan selaras, pemerintah daerah berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, terutama DPRD Kutim sebagai mitra legislatif dan para pelaku usaha sebagai eksekutor di lapangan.
“Tentu kita berkordinasi termasuk DPRD Kutim,” jelasnya.
Dengan landasan kekayaan alam yang tak terbantahkan dan strategi pengembangan yang komprehensif, Kutai Timur sedang memposisikan diri untuk bukan sekadar menjadi peserta, melainkan menjadi pemain utama dalam peta pariwisata regional Kalimantan Timur.
“Kita harap Kutim pemain utama dalam peta pariwisata regional Kalimantan Timur,” pungkansya. (ADV)


















