SANGATTA – Pengawasan keamanan pangan di Kutai Timur (Kutim) semakin diperketat.
Dinas Kesehatan Kutim kini rutin menyisir jajanan sekolah dan makanan yang dijual di warung-warung untuk memastikan tidak ada produk beredar yang mengandung bahan berbahaya seperti boraks, formalin, maupun pewarna tekstil.
Kepala Dinas Kesehatan Kutim, Sumarno, mengatakan bahwa pengawasan dilakukan lebih intens karena anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan.
Dia menjelaskan, tim kesehatan lingkungan di tiap puskesmas turun ke lapangan setiap pekan untuk melakukan pemeriksaan langsung, mulai dari pengecekan visual hingga uji cepat pada sampel makanan.
“Anak sekolah harus mendapatkan makanan yang aman. Karena itu, kami benar-benar memperketat pemantauan,” kata Sumarno belum lama ini.
Tidak hanya melakukan pemeriksaan, Dinkes Kutim juga memperkuat edukasi bagi pedagang kantin dan pemilik warung.
Mereka diberikan penjelasan tentang cara memilih bahan pangan yang aman, pentingnya menjaga kebersihan tempat usaha, hingga bahaya yang bisa muncul jika menggunakan bahan tambahan yang tak diperbolehkan.
“Tujuannya bukan sekadar memaksa pedagang patuh, tapi agar mereka paham mengapa keamanan pangan itu penting,” jelasnya.
Selain itu, Dinkes Kutim turut menggandeng Dinas Perdagangan serta BPOM Samarinda agar tindakan terhadap pelanggaran bisa dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
Kerja sama ini diharapkan memperluas jangkauan pengawasan hingga ke daerah-daerah yang jauh dari pusat kota.
Sumarno menambahkan, pengawasan pangan bukan hanya pekerjaan rutin, melainkan bagian dari upaya pemerintah memastikan kualitas kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.
“Makanan yang aman itu fondasi kesehatan. Kami berkewajiban menjaga itu,” tegasnya.
Dengan langkah ini, Pemkab Kutim menegaskan komitmennya menciptakan lingkungan konsumsi yang lebih sehat dan aman bagi seluruh warga. (ADV)


















