SANGATTA – Dinas Sosial Kabupaten Kutai Timur kini memperketat proses pendataan bantuan sosial dengan menerapkan teknologi foto ber-GPS.
Sistem baru ini digadang-gadang mampu menutup celah manipulasi data yang selama ini sering terjadi di lapangan.
Kepala Dinsos Kutim, Ernata Hadi Sujito, mengatakan inovasi tersebut mulai diterapkan dalam pendataan penerima bantuan tahun ini.
Menurutnya, setiap petugas kini diwajibkan memotret kondisi rumah warga yang diverifikasi, dan foto itu secara otomatis menyertakan titik koordinat lokasi.
“Dengan sistem ini, petugas benar-benar mengecek langsung ke rumah warga. Fotonya langsung tercatat titik koordinatnya, jadi sulit dimanipulasi,” ujar Ernata, belum lama ini.
Ia menegaskan, keberadaan GPS pada foto membuat proses pengecekan lebih akurat.
Lokasi pengambilan gambar dapat dipastikan sesuai alamat penerima bantuan, sehingga meminimalisasi potensi data fiktif.
“Rumah penerima difoto, dan titik lokasinya otomatis muncul. Kalau nanti ada keraguan, tim bisa langsung cek ulang,” ungkapnya.
Ernata juga memperlihatkan contoh hasil dokumentasi lapangan yang menampilkan kondisi rumah beserta koordinat secara real time.
Bukti digital itu dinilai sangat membantu saat proses verifikasi ulang maupun validasi data lanjutan.
Lebih jauh, ia mengungkapkan bahwa digitalisasi pendataan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan akuntabilitas penyaluran bansos.
Dengan sistem yang transparan dan bisa diawasi hingga tingkat lapangan, potensi penyimpangan disebut dapat ditekan secara signifikan.
Dinsos Kutim pun berharap pemanfaatan teknologi tersebut mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses pendataan maupun penyaluran bantuan sosial.
“Inovasi ini diharapkan menjadi pondasi bagi sistem pendataan yang lebih modern, akurat, dan mudah diaudit ke depannya,” pungkasnya. (ADV)


















