SANGATTA – Dinas Sosial Kabupaten Kutai Timur terus membenahi pola penyaluran bantuan sosial dengan memaksimalkan peran para pendamping di lapangan.
Upaya ini dilakukan untuk memastikan seluruh bantuan dari pemerintah tersampaikan ke warga yang berhak tanpa hambatan.
Kepala Dinas Sosial Kutim, Ernata Hadi Sujito, menegaskan bahwa peran pendamping di kecamatan dan desa kini semakin krusial.
Menurutnya, keberhasilan distribusi bansos tidak hanya bertumpu pada sistem administrasi, tetapi juga pada kekuatan jaringan pendamping yang setiap hari berinteraksi dengan masyarakat.
“Di lapangan, teman-teman TKSK, Tagana, dan pendamping PKH itu yang jadi ujung tombak. Mereka yang memastikan data akurat dan bantuan sampai dengan benar,” ujar Ernata saat ditemui di kantornya, belum lama ini.
Ia menjelaskan, koordinasi antarpendamping selama ini berjalan cukup solid. Para pendamping disebut mampu merespons cepat jika ada kendala atau kebutuhan mendadak di wilayahnya.
“Karena mereka tersebar sampai tingkat desa, informasi itu cepat sekali naik ke kami. Ini membuat pengawasan lebih mudah dan penyaluran bisa dipercepat,” tambahnya.
TKSK, Tagana, hingga pendamping PKH berperan tidak hanya dalam distribusi, tetapi juga dalam menjembatani komunikasi antara warga dan pemerintah daerah.
Mereka rutin menyampaikan laporan kondisi lapangan, termasuk perubahan data penerima manfaat.
Dengan jaringan pendamping yang semakin aktif, Dinsos Kutim optimistis program-program kesejahteraan sosial tahun 2025 akan berjalan lebih optimal.
“Kita memastikan pihaknya terus menjaga koordinasi agar proses penyaluran bantuan tetap transparan dan tepat sasaran di seluruh kecamatan,” pungkasnya. (ADV)


















