SANGATTA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Timur menegaskan komitmennya untuk memperkuat pengembangan produk lokal yang memiliki kekhasan daerah.
Program ini dijalankan melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kutim yang berperan sebagai wadah pembinaan serta promosi industri kreatif berbasis budaya lokal.
Kepala Disperindag Kutim, Nora Ramadani, menyampaikan pendampingan melalui Dekranasda menjadi salah satu fokus utama pada tahun 2025.
“Program prioritas kami tahun depan adalah pembinaan sektor-sektor yang ada di bawah Dekranasda, seperti perbatikan, pengrajin, hingga seni patung dan kerajinan lainnya,” ujarnya belum lama ini.
Meskipun terdapat beberapa bidang yang diangkat sebagai sektor unggulan, Nora menegaskan bahwa pembinaan tidak dilakukan secara eksklusif.
Semua pelaku industri kecil—baik yang bergerak pada batik, ukiran kayu, maupun kerajinan lainnya tetap memperoleh kesempatan sesuai karakter produk masing-masing.
“Kami tidak membatasi hanya pada sektor tertentu. Semua pelaku usaha tetap kami fasilitasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, aspek kebudayaan menjadi salah satu pertimbangan penting dalam pemberian pendampingan.
Produk yang mampu menonjolkan identitas khas Kutai Timur akan mendapatkan dukungan lebih kuat.
“Selama produk itu membawa unsur lokal dan bisa menjadi representasi daerah, pasti kami dorong,” tegasnya.
Melalui Dekranasda, pemerintah daerah berharap branding kerajinan Kutai Timur semakin kuat dan memiliki daya saing di pasar yang lebih luas.
Selain meningkatkan nilai jual, pendekatan ini diharapkan menumbuhkan rasa bangga para pelaku industri kecil untuk terus mengangkat budaya daerah dalam karya mereka.
Dengan begitu, produk kreatif Kutim tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi juga menjadi duta budaya yang mencerminkan karakter lokal.
“Pada intinya bagimana produk kita itu mencerminkan karakter lokal,” pungkasnya. (ADV)


















