BONTANG – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Provinsi Kaltim melakukan kunjungan kerja ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bontang Barat, Senin (27/10/2025).
Kunjungan ini menjadi bagian dari implementasi strategi yang terus memperkuat program pemenuhan gizi di seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Kedatangan Nurizky disambut Koordinator SPPG Bontang Barat, Syaifurrizal, didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P3AKB) Kota Bontang, Eddy Forestwanto, serta Mitra MBG, Raudatul Jannah, selaku pelaksana lapangan program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam kunjungan itu, Nurizky meninjau langsung proses pendistribusian makanan bergizi yang dijalankan secara rutin setiap hari.
Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN, Provinsi Kaltim, Nurizky Permanajati menyampaikan, saat ini, SPPG Bontang Barat telah melayani 11 sekolah dan 7 posyandu di wilayah tersebut.
Setiap harinya, sebanyak 3.380 ompreng MBG disalurkan kepada masyarakat, sasaran yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, serta balita non-PAUD (sasaran 3B).
Posyandu penerima manfaat terdiri dari, Posyandu Sejahtera 1, Sejahtera 2, Anggrek, Tulip, Cendrawasih, dan Bakung.
“Setiap posyandu menjadi titik kumpul kegiatan makan bersama MBG, rutin digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi seimbang,” tuturnya.
Menurut Nurizky, langkah kolaboratif seperti ini menjadi kunci keberhasilan program percepatan penurunan stunting di daerah.
Pihaknya ingin memastikan, layanan pemenuhan gizi berjalan optimal di lapangan.
“Kolaborasi antara BKKBN, pemerintah daerah, dan mitra seperti Ibu Raudatul Jannah adalah bentuk nyata komitmen kami dalam menurunkan angka stunting di Kaltim,” ujarnya.
Ia menambahkan, pelaksanaan program MBG tidak hanya membantu pemenuhan kebutuhan gizi harian, tetapi juga menumbuhkan pola makan sehat di kalangan keluarga muda.
Upaya ini tidak hanya tentang membagikan makanan bergizi, tapi juga tentang edukasi dan perubahan perilaku gizi keluarga agar lebih sehat dan berdaya.
Nurizky berharap, program seperti di SPPG Bontang Barat bisa menjadi model bagi wilayah lain. Dengan keterlibatan aktif masyarakat dan sinergi lintas sektor.
“BKKBN Kaltim optimistis target penurunan prevalensi stunting dapat dicapai secara berkelanjutan di tahun-tahun mendatang,” terangnya optimis. (*/Rilis)



















