JAKARTA – Proses penjaringan calon Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Periode 2026-2030 memasuki babak penting.
Di tengah kebutuhan UNUSIA untuk memperkuat tata kelola, mempercepat akselerasi mutu, serta membangun identitas kampus Islam yang unggul dan modern, muncul sosok akademisi muda yang mencuri perhatian yakni Muhammad Aras Prabowo.
Sebagai dosen, peneliti, penulis, dan Ketua Program Studi Akuntansi UNUSIA, Aras dikenal berintegritas, produktif, dan memiliki kemampuan manajerial yang kuat.
Rekam jejak akademiknya dibangun melalui pendidikan S1, S2, dan S3 di bidang akuntansi, disertai karya tulis dan kiprah keilmuan yang semakin menguatkan reputasinya di dunia perguruan tinggi Islam.
Dukungan terhadapnya datang dari berbagai kalangan, salah satunya dari Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Islam Swasta (APTIKIS) Indonesia, Muslim Halimin, yang menilai Aras sebagai figur strategis untuk memimpin UNUSIA di era baru.
“Dr. Aras adalah representasi anak muda yang visioner, cerdas, dan memiliki integritas. Rekam jejaknya sebagai akademisi dan pengelola prodi menunjukkan kapasitas kepemimpinan yang kuat. UNUSIA membutuhkan energi baru, dan saya melihat Dr. Aras adalah sosok yang layak memimpin transformasi UNUSIA lima tahun ke depan,” ujar Muslim.
Beliau menambahkan bahwa kampus NU harus mampu menjawab tantangan global tanpa kehilangan ruh Aswaja An-Nahdliyah.
Figur pemimpin muda seperti Aras dinilai mampu memadukan nilai keislaman, modernitas, dan tata kelola akademik yang profesional.
Visi yang diusung Aras, “UNUSIA Unggul Berkarakter Aswaja An-Nahdliyah”, dianggap selaras dengan arah pengembangan perguruan tinggi Islam masa kini.
Visi tersebut ditegaskan dengan empat misi strategis, diantaranya memperkuat tata kelola PPEPP sesuai SN-Dikti, menghadirkan pendidikan yang memadukan etika Aswaja dan wawasan global, mengembangkan penelitian berbasis keunggulan lokal dan global, serta memperluas pengabdian masyarakat berbasis kerakyatan.
Proses transformasi UNUSIA menuju UNUSIA Unggul 2030 membutuhkan kolaborasi, inovasi, dan kepemimpinan adaptif. Dalam konteks tersebut, banyak pihak menilai Aras sebagai representasi generasi akademisi muda NU yang siap membawa UNUSIA melompat lebih jauh.
Form Masukan Masyarakat Penjaringan Rektor: https://s.id/MasukkanMasyarakatPenjaringanRektor
Dengan semangat perubahan, Aras menegaskan bahwa saatnya akademisi muda NU mengambil peran strategis dalam memimpin transformasi perguruan tinggi. (*/Rawan)
















