SANGATTA – Kutai Timur Tak hanya unggul dalam hasil bumi dan produksi energi, tetapi juga mulai menjadi teladan dalam urusan pengelolaan zakat.
Kutim disebut sebagai contoh nyata pengelolaan zakat,infak,dan sedekah secara profesional dan memiliki dampak nyata pada kesejahteraan umat.
Tema yang di angkat dalam Rakor tersebut yakni “Memperkuat BAZNAS di Kalimantan Timur dalam Mendukung Asta Cita, Kaltim Sukses Menuju Generasi Emas.”
Dalam sambutan Ketua Dewan Pengawas Baznas Kaltim Mohammad Jauhar Efendi, menyampaikan pentingnya kepercayaan antara Baznas dan masyarakat.
“Kepercayaan publik adalah kunci. Tanpa itu, masyarakat tidak akan mau menyerahkan zakatnya. Maka, jaga dan tingkatkan terus kepercayaan ini,” ujarnya.
Ia juga meminta adanya evaluasi rutin terhadap para penerima manfaat Agar zakat yang di salurkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.Hal yang menarik, Jauhar secara terbuka menyarankan agar Baznas kabupaten/kota se-Kaltim melakukan studi tiru langsung ke Kutim, tanpa perlu ke luar daerah.
“Sistem penerimaan dan penyalurannya di sini sudah sangat baik, profesional. Jadi, kalau mau belajar, cukup ke Kutim,” tambahnya.
Pernyataan ini bukan sekadar pujian kosong. Baznas Kutim Memiliki kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk dalam penggunaan sistem digital untuk transparansi dan akurasi penyaluran.
Selaras dengan hal tersebut, Ketua Baznas Provinsi Kaltim Ahmad Nabhan menekankan pentingnya penguatan manajemen berbasis teknologi informasi. Menurutnya, satu titik lemah dalam sistem IT di satu daerah dapat memengaruhi persepsi kinerja Baznas se-provinsi.
“Manajemen IT yang lemah bisa menjadi celah kegagalan secara keseluruhan,” tegasnya.
Nabhan juga mengingatkan para peserta untuk benar-benar mengimplementasikan program strategis yang telah disampaikan para narasumber nasional. Termasuk pesan Gubernur Kaltim dan Baznas RI yang dibacakan saat pembukaan rakor.
“Mitra strategis Baznas itu mulai dari pemerintah daerah hingga pusat. Jadi seluruh program kerja, baik jangka pendek maupun jangka panjang, harus dibangun atas dasar sinergi,” tandas Nabhan.
Rakor ini turut hadir sejumlah pembicara nasional, termasuk Muhammad Nadratuzzaman Husein dan Muhammad Mahrus dari Baznas RI, serta Bambang Saputra dari Baznas Kaltim. Rapat ini tidak hanya menjadi forum teknis, tetapi juga momentum afirmasi bahwa kebaikan sosial bisa dikelola secara sistematis dan berdampak luas.
Teladan bisa lahir dari daerah yang kerap luput dari sorotan. Dari Sangatta, muncul harapan akan tata kelola zakat yang transparan dan berdampak. Hal ini menjadi contoh nyata bahwa daerah pun bisa jadi acuan nasional.(“/T)