Cuitan Kaltim
  • Home
  • Kaltim
    • Balikpapan
    • Berau
    • Bontang
    • Kutai Barat
    • Kutai Kartanegara
    • Kutai Timur
    • Mahakam Ulu
    • Paser
    • Penajam Paser Utara
    • Samarinda
  • Advertorial
    • Pemerintahan
    • Umum
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Olahraga
    • UMKM
  • Visual
    • Opini
    • Video
  • Demokrasi
    • Dinamika
    • Hukum
    • Pemilu
    • Pilkada
    • Politik
  • More
    • Internasional
    • Kesehatan
    • Lifestyle
    • Nasional
    • Pendidikan
No Result
View All Result
Cuitan Kaltim
  • Home
  • Kaltim
    • Balikpapan
    • Berau
    • Bontang
    • Kutai Barat
    • Kutai Kartanegara
    • Kutai Timur
    • Mahakam Ulu
    • Paser
    • Penajam Paser Utara
    • Samarinda
  • Advertorial
    • Pemerintahan
    • Umum
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Olahraga
    • UMKM
  • Visual
    • Opini
    • Video
  • Demokrasi
    • Dinamika
    • Hukum
    • Pemilu
    • Pilkada
    • Politik
  • More
    • Internasional
    • Kesehatan
    • Lifestyle
    • Nasional
    • Pendidikan
No Result
View All Result
Cuitan Kaltim
Home Opini

Relasi Islam dan Ekologi: Refleksi Perjuangan HMI dalam Menjaga Lingkungan

by Redaksi Cuitan Kaltim
Juli 16, 2025
in Opini, Umum
0
Penulis : Muhammad Yusuf Ketua Himpunan Mahasiswa Indonesia Cabang Tembilahan 2024-2025

Penulis : Muhammad Yusuf Ketua Himpunan Mahasiswa Indonesia Cabang Tembilahan 2024-2025

35
SHARES
82
VIEWS
Share on Facebook

OPINI – Isu tentang ekologi bukanlah hal yang baru dalam diskursus global. Kesadaran dunia akan pentingnya menjaga lingkungan hidup mulai mendapatkan momentum serius pada Konferensi Stockholm, yang di gagas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan di selenggarakan pada 5-16 Juni 1972 di Stockholm, Swedia.

Konferensi ini merupakan pertemuan internasional pertama yang secara khusus membahas masalah lingkungan hidup manusia.

Sebelum konferensi tersebut, kekhawatiran internasional sudah mulai muncul sejak tahun 1960-an akibat krisis lingkungan global seperti meningkatnya ancaman radiasi nuklir, polusi industri skala besar, eksploitasi sumber daya alam, dan perusakan ekosistem melalui penebangan serta pembakaran hutan.

Krisis ini menjadi peringatan bagi umat manusia bahwa kemajuan industri dan ekonomi yang tidak dibarengi dengan kesadaran ekologis hanya akan mempercepat kerusakan planet ini.

Konferensi Stockholm menjadi titik balik penting yang tidak hanya memperkuat kesadaran kolektif internasional, tetapi juga menghasilkan dokumen penting yakni Deklarasi Stockholm yang menegaskan hak setiap manusia untuk hidup di lingkungan yang layak dan menyatakan tanggung jawab kolektif umat manusia dalam menjaga bumi.

Selain itu, konferensi ini turut melahirkan United Nations Environment Programme (UNEP) sebagai badan khusus PBB yang fokus pada lingkungan hidup.

Dari konferensi inilah pula lahir momentum untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang dirayakan setiap tanggal 5 Juni.

Tujuan utama peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan memicu aksi nyata dari individu, komunitas, maupun negara-negara dalam menjaga serta melindungi lingkungan hidup.

Islam dan Ekologi

Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin atau bisa dimaknai menebarkan kasih pada segenap alam, memiliki pandangan yang sangat kuat dan tegas terkait dengan ekologi dan tanggung jawab manusia terhadap alam.

Yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan tidak merusak lingkungan. Sebagaimana termaktub dalam firman Allah SWT surah Al-A’raf ayat 56.

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”(Q.S Al-A’raf:56)

Selain itu, Islam juga menegaskan bahwa manusia memiliki tanggung jawab sebagai khalifah dimuka bumi. Konsep khalifah (wakil Allah di bumi) dalam Islam tidak hanya bermakna kepemimpinan terhadap manusia, tetapi juga tanggung jawab terhadap pengelolaan alam atau lingkungan.

“Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya .”(Q.S Hud:61).

Islam mengajarkan bahwa alam bukanlah milik manusia sepenuhnya, melainkan titipan yang harus dijaga dan dipelihara.

Pada zaman Rasulullah, Muhammad SAW, terdapat konsep yang penting dan relevan untuk melindungi alam dan lingkungan. Konsep tersebut disebut “Hima”, yang bermakna perlindungan atau pembatasan.

Hima mengacu pada prinsip-prinsip yang mengatur penggunaan dan perlindungan sumber daya alam serta menjaga keseimbangan ekologi. Oleh karena itu istilah Hima bisa saja bermakna taman nasional, hutan lindung, suaka margasatwa, dll (Mangunjaya, Peradaban Islamia Vol III No.2: 2007).

Hima merupakan kasawan lindung yang dibuat oleh Rasulullah dan diakui oleh FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations) sebagai contoh pengelolaan kawasan lindung paling tua bertahan di dunia (Mangunjaya, Peradaban Islamia Vol III No.2: 2007).

Salah satu Hima terluas yang dibangun pada masa Khalifah Umar ibn Khatab yaitu Hima al-Rabadha, sedangkan Hima yang ditetpkan oleh Rasulullah SAW yaitu Hima an-Naqi yang terletak disekitar Kota Madinah. Diwilayah itu Rasullah SAW melarang berburu binatang pada radius empat mil.

Nabi Muhammad SAW pun memberikan teladan dalam perlindungan lingkungan. Beliau melarang penggundulan hutan, menganjurkan hemat air bahkan ketika berwudhu, serta mendirikan hima (kawasan konservasi alam) yang diatur secara sosial dan spiritual. Artinya, ekologi bukan sekadar isu modern, tetapi telah menjadi bagian dari spiritualitas Islam sejak awal.

Dengan demikian, ekologi dalam Islam bukanlah sekadar etika lingkungan, tapi juga bagian dari ibadah dan tanggung jawab spiritual terhadap Sang Pencipta, Allah SWT.

Kondisi Ekologis Hari Ini

Kondisi ekologis dunia hari ini berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Krisis iklim, polusi plastik, kepunahan spesies, serta kerusakan hutan dan pencemaran air menjadi tantangan nyata.

Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan bahwa pemanasan global telah mencapai lebih dari 1,1°C di atas tingkat pra-industri, dan jika tidak ditangani segera, akan berdampak pada krisis pangan, air, kesehatan, dan keamanan global.

Fenomena climate change memperparah ketimpangan sosial dan ekonomi. Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, menghadapi beban berat dari kerusakan ekologis yang sebagian besar disebabkan oleh eksploitasi kapitalistik tanpa kontrol. Keseimbangan alam terganggu, cuaca ekstrem meningkat, dan bencana alam menjadi lebih sering serta merusak.

Indonesia sendiri sebagai negara megabiodiversitas menghadapi ancaman serius pada deforestasi, kebakaran hutan, pencemaran sungai, dan degradasi lingkungan di wilayah pesisir. Masyarakat adat, petani, dan nelayan menjadi kelompok paling rentan dalam pusaran krisis ekologis ini.

Kondisi Ekologis di Kabupaten Indragiri Hilir

Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), yang dikenal dengan potensi perkebunan kelapa terbesar di Indonesia, juga menghadapi tantangan serius dalam bidang ekologi.

Inhil yang berada di kawasan pesisir rentan terhadap abrasi dan penurunan muka tanah, terutama akibat intrusi air laut. Kemudian diperparah dengan Mangrove sebagai benteng pesisir dilakukan penebangan. Akibatnya perkebunan kelapa masyarakat lenyap.

Contoh nyata yang dapat kita lihat yaitu perkebunan kelapa di Kuala Selat, Kecamatan Kateman, Sekitar 2.000 hektar kebun kelapa rusak parah, tak ada yang bisa dipanen. Barisan pohon kelapa gundul, tak lagi berdaun dan berbuah. Sekitar 144 keluarga petani kehilangan mata pencarian. Akhirnya beberapa dari masyarakat meninggalkan desa.

Konversi Lahan dan Perusakan Gambut, Banyak kawasan gambut yang beralih fungsi menjadi lahan sawit atau pemukiman, yang menyebabkan turunnya kualitas ekosistem, termasuk terjadinya kebakaran lahan gambut.

Kemudian persoalan pengelolaan sampah. Persoalan sampah rumah dan kurangnya sistem pengelolaan limbah ini sudah menjadi masalah klasik, apalagi ditambah dengan budaya buang sampah sembarangan.

Ironisnya, persoalan-persoalan ini belum ditangani secara serius dan sistematis. Kegiatan edukatif masih minim, regulasi belum ditegakkan secara konsisten, dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan masih rendah. Hal ini membutuhkan dorongan kuat dari semua elemen masyarakat, termasuk kalangan mahasiswa.

Peran HMI dalam Menjaga Lingkungan

Sebagaimana telah di sampaikan sebelumnya, bahwa relasi antara Islam dan ekologi bukan saja hubungan yang bersifat simbolik, melainkan merupakan relasi teologis yang mendalam.

Islam menempatkan alam sebagai amanah Allah SWT, yang bukan untuk dieksploitasi secara serampangan, tetapi suatu hal yang wajib untuk dikelola dan dijaga.

Dalam konteks Nilai-nilai Dasar Perjuangan HMI (NDP HMI), menjaga lingkungan hidup merupakan bentuk konkret dari tanggung jawab terhadap kemanusiaan dan keislaman. HMI yang berstatus sebagai organisasi mahasiswa dan berfungsi sebagai organisasi kader sekaligus berperan sebagai organisasi perjuangan, memiliki peran strategis dalam merespons tantangan ekologis, baik di tingkat nasional maupun lokal.

HMI harus mendorong lahirnya kader-kader yang memiliki kesadaran ekologis dan kemampuan advokasi dalam isu lingkungan. Secara khusus, HMI Cabang Tembilahan perlu tampil aktif menyuarakan dan terlibat langsung dalam berbagai persoalan lingkungan di Indragiri Hilir.

Peran HMI dapat diklasifikasikan kedalam tiga bentuk utama yakni, edukasi, advokasi dan aksi langsung.

Edukasi dilakukan dengan memasukkan literasi lingkungan kedalam aktifitas perkaderan HMI, serta mengadakan kampanye ekologis.

Advokasi diwujudkan melalui upaya yang terencana dan sistematis untuk mempengaruhi kebijakan publik, seperti mendorong lahirnya peraturan daerah di Indragiri Hilir yang mendukung keberlanjutan lingkungan, khususnya dalam pengelolaan hutan mangrove.

Aksi langsung dapat dilakukan melalui kegiatan penghijauan, seperti penanaman pohon dan pembersihan lingkungan secara berkala.

Di tengah tantangan ekologis yang nyata, baik secara global maupun lokal, kader HMI sebagai generasi muda harus berada di garda terdepan sebagai agen perubahan. Kita harus hadir dalam medan juang tersebut, karena menyelamatkan bumi adalah bagian dari menyelamatkan masa depan umat manusia. (***)

Penulis: Muhammad Yusuf Ketua Himpunan Mahasiswa Indonesia Cabang Tembilahan 2024-2025

Tags: EkologiHMILingkunganMuhammad YusufOpiniRelasi IslamTembilahan
Share14Send

Related Posts

Penulis: Arif Maldini (Ketua DPK KNPI Teluk Pandan)

Aspirasi Rakyat dan Pentingnya Ruang Dialog yang Lebih Terbuka

by Redaksi Cuitan Kaltim
September 1, 2025
0
87

OPINI - Setiap aksi massa pada dasarnya lahir dari kegelisahan masyarakat terhadap kondisi sosial, politik, maupun kebijakan yang dinilai tidak...

Wakil Ketua DPRD Bontang Sitti Yara

Sitti Yara Tekankan Pentingnya Organisasi Seperti HMI, PMII, IMM dan KNPI untuk Membentuk Karakter Pemuda Kota Bontang

by Redaksi Cuitan Kaltim
Agustus 18, 2025
0
85

BONTANG - Wakil Ketua I DPRD Kota Bontang, Siti Yara mendorong pelajar dan mahasiswa untuk aktif dalam organisasi sebagai langkah...

Legislator RI Komisi XII, Fraksi Partai KebangkitanBangsa (F-PKB), Syafruddin,

UU Nomor 18 Tahun 2008 Disosialisasikan, Bang Udin: Sampah Masalah Nasional

by Redaksi Cuitan Kaltim
Agustus 3, 2025
0
37

SAMARINDA - Legislator RI Komisi XII, Fraksi Partai KebangkitanBangsa (F-PKB), Syafruddin, menggelar sosialisasi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan...

Next Post
Skandal Beras Oplosan Rugikan Negara Hingga 99 Triliun. ( SinPo.id)

Skandal Beras Oplosan Rugikan Negara Hingga 99 Triliun

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Tahanan di Lapas Bontang Meninggal, Diduga Akibat Penganiayaan (Ist)

Tragedi di Lapas Bontang: Tahanan Meninggal, Penganiayaan Diduga

Maret 11, 2025
Konfirensi pers orang tua korban di dampingi kuasa hukum (Ist)

Fakta Kematian Tahanan Lapas, Ini Keterangan Kuasa Hukum Korban

Maret 13, 2025
Ketua PHM Udin Mulyono saat ditemui awak media

PHM Laporkan Salah Satu RT di Bontang Terkait Dugaan Politik Uang

November 8, 2024
Ilustrasi panen padi

Kaltim Siap Jadi Lumbung Pangan Nasional, Garap 13.973 Hektare Lahan Rawa

Juni 14, 2025
Penguyuban Ikabido Bontang NTB Tampilkan Busana Rimpu di Bontang City Carnaval

Penguyuban Ikabido Bontang NTB, Tampilkan Busana Rimpu di Bontang City Carnaval

2
Belajar Menulis Feature dari Pramoedya Ananta Toer dan Mahbub Djunaidi (Penulis Wahdi)

Belajar Menulis Feature dari Pramoedya Ananta Toer dan Mahbub Djunaidi

2
Najirah saat ditemui wartawan

Kinerja Perumda AUJ dan PT LBB Tidak Maksimal, Ini Kata Najirah

1
Proyek Jalan di Semangko - Kersik dengan Anggaran Rp36 M dari APBD Provinsi Kaltim 2025 Dibongkar, Usai Viral Dugaan Campuran Air Asin

Proyek Jalan di Semangko – Kersik dengan Anggaran Rp36 M dari APBD Provinsi Kaltim 2025 Dibongkar, Usai Viral Dugaan Campuran Air Asin

1
Konferensi pers Kepala Kejari Bontang, Pilipus Siahaan,

28 Saksi Diperiksa Kejari, Proyek Tugu Bontang Naik ke Tahap Penyidikan

September 2, 2025
Aliansi Kutim Melawan Sampaikan 8 Tuntutan, Minta Copot Kapolri

Aliansi Kutim Melawan Sampaikan 8 Tuntutan, Minta Copot Kapolri

September 2, 2025
Ahli Waris Pasang Spanduk Larangan di Lahan Proyek Turap Rp76 Miliar

Ahli Waris Pasang Spanduk Larangan di Lahan Proyek Turap Rp76 Miliar di Botang

September 2, 2025
Dua Rumah Roboh Diterjang Angin dan Ombak di Bontang Kuala

Dua Rumah Roboh Diterjang Angin dan Ombak di Bontang Kuala

September 1, 2025

Popular News

  • Polda Kaltim amankan pelaku peredaran narkoba di Samarinda

    Ditresnarkoba Polda Kaltim Ungkap Peredaran Narkoba di Samarinda, Ini Sejumlah Barang Bukti

    95 shares
    Share 38 Tweet 24
  • Polres Kukar Ungkap Kronologis Dua Terduga Pelaku Pengedar Narkoba

    94 shares
    Share 38 Tweet 24
  • Kasus Guru Mengaji di Kutai Timur: 7 Anak Jadi Korban Dugaan Pelecehan Seksual, Baru 2 Melapor

    88 shares
    Share 35 Tweet 22
  • Ahli Waris Pasang Spanduk Larangan di Lahan Proyek Turap Rp76 Miliar di Botang

    62 shares
    Share 25 Tweet 16
  • Mediasi Sengketa Lahan di Bontang Barat Memanas, Warga Tuntut Keadilan

    58 shares
    Share 23 Tweet 15
Cuitan Kaltim

KALTIM

SAMARINDA
BALIKPAPAN
BONTANG
KUKAR
KUTIM
KUBAR
MAHULU
PASER
PPU
BERAU

 

ADVERTORIAL

PEMERINTAHAN
CORPORATE
UMUM

EKONOMI

BISNIS
FINANCIAL
UMKM

DEMOKRASI

POLITIK
HUKUM
PEMILU
PILKADA
DINAMIKA

MORE

INTERNASIONAL
NASIONAL
LIFESTYLE
KESEHATAN
PENDIDIKAN

VISUAL

VIDEO
INFOGRAFIK

INFO

TENTANG KAMI
REDAKSI
INFO IKLAN
PEDOMAN MEDIA SIBER
SOP PERLINDUNGAN WARTAWAN
KODE PERILAKU PERUSAHAAN PERS
PEDOMAN PEMBERITAAN RAMAH ANAK

© 2024, Cuitankaltim.com
Developed by Vision Web Development, Bontang

No Result
View All Result
  • Home
  • Kaltim
    • Balikpapan
    • Berau
    • Bontang
    • Kutai Barat
    • Kutai Kartanegara
    • Kutai Timur
    • Mahakam Ulu
    • Paser
    • Penajam Paser Utara
    • Samarinda
  • Advertorial
    • Pemerintahan
    • Umum
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Olahraga
    • UMKM
  • Visual
    • Opini
    • Video
  • Demokrasi
    • Dinamika
    • Hukum
    • Pemilu
    • Pilkada
    • Politik
  • More
    • Internasional
    • Kesehatan
    • Lifestyle
    • Nasional
    • Pendidikan

© 2024, Cuitankaltim.com
Developed by Visi Media Teknologi, Bontang