BONTANG – Pemilihan atlet cabang olahraga biliar untuk ajang Pra Porprov tahun ini menuai kritik.
Sejumlah pemain menuding Pengurus Kota (Pengkot) POBSI Bontang melakukan seleksi tanpa prosedur yang semestinya.
Para pemain mengaku memiliki catatan prestasi dan merasa layak masuk dalam proses seleksi.
Namun mereka mengklaim tidak pernah dihubungi atau diberi informasi mengenai agenda pemilihan atlet tersebut.
Alex, salah satu pemain yang telah menjuarai berbagai turnamen lokal maupun regional, menyampaikan kekecewaannya. Ia menilai proses seleksi tidak transparan.
“Saya sangat kecewa. Sama sekali tidak dihubungi atau diberi informasi oleh POBSI Bontang. Sistem pemilihannya ini tinggal pilih atau bagaimana?” ujarnya, Rabu 3 Desember 2025.
Alex mengaku memiliki sejumlah prestasi, di antaranya juara pada Piala Gubernur Kaltim, Open Kaltimtara, Open Kaltim, serta beberapa turnamen lokal di Bontang. Namun tak satu pun undangan seleksi ia terima.
Keluhan serupa disampaikan Arya, pemain biliar lainnya. Dia menilai prosedur pemilihan atlet tahun ini tidak terbuka.
“Sejak jauh hari tidak ada informasi yang sampai ke pemain yang berprestasi dan berminat mewakili Bontang. Menurut saya, secara prosedur ini sudah menyalahi aturan,” ucapnya.
Para pemain berharap proses seleksi ke depan bisa dilakukan secara terbuka.
“Setidaknya POBSI membuat surat terbuka atau memberi informasi ke pemilik rumah biliar dan para pemain. Kalau memang seleksi terbuka, informasinya harus disampaikan secara umum,” tambah Arya.
POBSI Bontang Bantah
Sekretaris POBSI Bontang, Nasruddin, membantah tudingan tebang pilih.
Dirinya menegaskan pemilihan atlet dilakukan melalui pertimbangan matang dan musyawarah tim.
“Yang terpilih adalah atlet terbaik, baik junior maupun senior. Tim bekerja dengan banyak pertimbangan dan masukan dari pengurus serta atlet. Hasilnya juga terbukti luar biasa,” katanya.
Ia menyebut hampir seluruh atlet yang diberangkatkan berhasil lolos kualifikasi pada Pra Porprov 2026.
“Ini bukan kegiatan ‘happy fun’. Kami butuh kualitas, bukan kuantitas. Hasilnya sudah terlihat, hampir semua atlet lolos kualifikasi,” tegasnya.
Nasruddin juga meminta semua pihak memberikan dukungan, bukan sekadar kritik.
“Jangan cuma bisa mengkritik. Paling tidak beri doa untuk atlet yang membawa nama daerah,” katanya.
Dia menambahkan, proses seleksi kali ini dilakukan dalam waktu singkat.
“Bayangkan, hanya enam hari persiapan termasuk menentukan atlet. Tapi hasilnya luar biasa,” ujarnya.
Menurut Nasruddin, ada beberapa alasan mengapa sejumlah pemain tidak dipanggil.
“Salah satu pertimbangannya, ada atlet yang sudah tiga kali ikut Porprov tapi tidak pernah berprestasi. Jadi wajar kalau tidak dipanggil. Yang kami butuhkan adalah kualitas,” pungkasnya. (*/Ayb)

















