CUITANKALTIM.COM – Bagi sebagian orang, secangkir kopi sudah menjadi teman akrab sehari-hari. Namun, ketika memasuki masa kehamilan, apakah ibu hamil masih boleh menikmati kopi?
Menurut American Pregnancy Association, ibu hamil disarankan mengurangi asupan kafein harian, termasuk dari kopi.
Rekomendasi umum menyebutkan konsumsi 1-2 cangkir kopi masih tergolong aman, asalkan jumlah kafein tidak melebihi 200 miligram per hari.
Jumlah tersebut setara dengan sekitar 354 ml atau 12 ons kopi seduh. Jika melampaui batas, risiko kesehatan baik bagi ibu maupun janin bisa meningkat.
Ada beberapa alasan mengapa kafein perlu dibatasi selama kehamilan. Sebagai stimulan, kafein dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, dua kondisi yang sebaiknya dihindari ibu hamil.
Kafein juga bersifat diuretik yang bisa menyebabkan cairan tubuh lebih cepat terbuang sehingga memicu dehidrasi.
Selain itu, kafein dapat menembus plasenta dan masuk ke dalam tubuh janin.
Metabolisme janin yang belum sempurna membuat zat ini sulit diproses, sehingga bisa mengganggu pola tidur maupun aktivitas bayi, terutama pada trimester akhir.
Yang perlu diingat, kafein tidak hanya terdapat pada kopi. Teh, cokelat, minuman energi, hingga beberapa obat sakit kepala juga mengandung kafein.
Karena itu, total asupan dari berbagai sumber perlu diperhatikan.
Sejumlah studi juga menemukan kaitan antara konsumsi kafein tinggi dengan risiko keguguran.
Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology menunjukkan ibu hamil yang mengonsumsi lebih dari 200 mg kafein per hari memiliki risiko keguguran dua kali lipat dibandingkan mereka yang tidak.
Meski penelitian lain menunjukkan hasil berbeda, para ahli tetap sepakat memberi batasan maksimal 200 mg kafein per hari.
Untuk gambaran, berikut kandungan kafein dalam beberapa minuman:
– Kopi seduh (236 ml): 95–165 mg
– Kopi decaf (236 ml): 2–5 mg
– Espresso (29 ml): 47–64 mg
– Latte (236 ml): 63–126 mg
– Teh hijau (177 ml): 40 mg
– Teh hitam (177 ml): 45 mg
Dengan demikian, ibu hamil masih boleh menikmati kopi, namun perlu cermat membatasi jumlahnya.
Konsultasi dengan dokter tetap menjadi langkah terbaik untuk menentukan konsumsi yang aman sesuai kondisi masing-masing. (*/Wahdi).