SANGATTA – Di tengah aktivitas harian para petani dan peternak di Kutai Timur, hadir perhatian nyata dari pemerintah daerah melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP).
Bantuan langsung yang rutin disalurkan setiap tahun menjadi angin segar bagi kelompok-kelompok tani yang selama ini bergantung pada hasil bumi dan ternak sebagai mata pencaharian utama.
Kepala Dinas TPHP Kutim, Dyah Ratnamingrum, menegaskan bantuan ini bukan sekadar formalitas.
“Setiap tahun, kami berupaya memberikan dukungan nyata bagi kelompok tani untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mendukung program pembangunan Kutai Timur,” ujarnya saat ditemui di Sangatta, beberapa waktu lalu.
Tidak seperti program insidental yang muncul sesekali, bantuan ini dirancang sebagai bagian dari kebijakan pembangunan daerah yang terencana.
Fokusnya bukan hanya soal pemberian sarana, tapi juga meningkatkan kapasitas petani dan peternak agar lebih mandiri dan inovatif.
Salah satu strategi yang diterapkan adalah pendekatan kolektif.
Bantuan diberikan ke kelompok, bukan individu, agar pemanfaatannya lebih terukur dan transfer ilmu antaranggota kelompok bisa berjalan maksimal.
“Dengan bekerja bersama, pengetahuan dan teknologi bisa tersebar lebih cepat, dan sinergi antarpetani juga terjaga,” tambah Dyah.
Menurutnya, keberlanjutan program ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan lokal, meningkatkan daya saing, serta kesejahteraan masyarakat di sektor pertanian dan peternakan.
Tak kalah penting, dukungan ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam membangun ekonomi lokal berbasis sumber daya setempat.
Di lapangan, para petani menyambut positif bantuan ini. Menurut mereka, tidak hanya modal yang didapat, tetapi juga kesempatan untuk belajar dan mengembangkan usaha secara lebih profesional.
Dengan demikian, sektor pertanian dan peternakan Kutai Timur diharapkan terus tumbuh dan memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan daerah.
“Kita berharap Kutim jadi lumbung pangan,” tutupnya. (ADV)


















