SANGATTA – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman menyampaikan apresiasi atas prestasi gemilang kontingen woodball Kutim yang berhasil membawa pulang dua emas, satu perak, dan satu perunggu pada ajang POPDA XVII Kalimantan Timur 2025 di Penajam Paser Utara.
Dengan hanya bermodal enam atlet, Kutim tetap mampu menembus posisi tiga besar juara umum cabang eksibisi woodball, menegaskan kualitas pembinaan olahraga pelajar di daerah.
Bupati Ardiansyah menilai capaian tersebut bukan sekadar prestasi olahraga, tetapi juga bukti bahwa atlet pelajar Kutim memiliki mental bertanding kuat meski keterbatasan kuota dan regulasi.
“Saya bangga dengan anak-anak kita. Dengan jumlah atlet yang sedikit, mereka tetap bisa menunjukkan kemampuan dan pulang membawa medali. Ini bukti semangat olahraga Kutim tidak kalah dari daerah lain,” ujar Bupati, Senin 24 November 2025.
Ardiansyah juga menekankan pentingnya penguatan pembinaan woodball ke depan. Ia meminta Dinas Pendidikan dan KONI Kutim untuk terus memberi dukungan terhadap cabang-cabang yang berprestasi, termasuk woodball yang kini mulai berkembang di kalangan pelajar.
“Prestasi ini harus dijaga. Pemerintah siap mendukung agar pembinaan atlet muda semakin terarah dan berkelanjutan,” tambahnya.
Kuota Minim, Prestasi Maksimal
Official teknik woodball Kutim, Arya, menjelaskan tantangan besar yang mereka hadapi. Dengan kuota hanya 6 atlet dan aturan yang membatasi partisipasi per nomor, Kutim hanya bisa tampil di 7 dari total 14 nomor tanding.
“Daerah lain bisa menurunkan hingga empat atlet untuk nomor single dan dua pasang untuk double. Kita hanya satu wakil setiap nomor. Tapi anak-anak tetap berjuang maksimal,” jelasnya.
Meski begitu, Kutim justru mampu menunjukkan performa solid. Emas pertama diraih Mailin pada nomor single fairway, disusul emas kedua dari pasangan Nisa-Noni di nomor double stroke.
Riski Damar menyumbang perak, sementara Mailin kembali menyumbang medali lewat perunggu bersama Neilzhen pada double mix fairway.
Ketua Woodball Kutim, Rahman, mengingatkan bahwa prestasi ini harus menjadi motivasi, bukan titik puas.
“Kemenangan hari ini tidak menjamin esok hari jika tidak dibarengi latihan lebih serius. Masih banyak PR untuk pembinaan ke depan,” tegasnya. (ADV)


















