KUTIM – Pertanian di Kutai Timur tidak lagi identik dengan cara lama yang statis. Kehadiran generasi muda, yang terbiasa dengan teknologi dan inovasi, mulai menghadirkan angin segar bagi sektor agrikultur di daerah ini.
Mereka bukan hanya meneruskan profesi orang tua, tetapi juga mentransformasi cara bertani menjadi lebih modern, efisien, dan berkelanjutan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kutai Timur, Dyah Ratnamingrum, menekankan pentingnya peran generasi muda.
“Beberapa petani dan peternak milenial memang sudah mulai bergerak ke arah ini. Kehadiran mereka sangat membantu transformasi sektor pertanian yang selama ini menghadapi tantangan penuaan tenaga kerja,” unjarnya belum lama ini.
Organisasi seperti Komite Tani Muda (KTM) menjadi wadah penting bagi petani milenial untuk saling bertukar pengetahuan, mempraktikkan teknologi pertanian terbaru, dan mengembangkan model bisnis yang kreatif.
“KTM sudah mulai bergerak dan selalu berkoordinasi dengan kami. Ini menunjukkan bahwa regenerasi petani tidak hanya bergantung pada program pemerintah, tapi juga pendekatan peer-to-peer di antara sesama pemuda,” jelasnya.
Para petani muda kini menggabungkan prinsip agribisnis dengan teknologi. Mulai dari penggunaan sistem irigasi pintar, pemanfaatan aplikasi digital untuk pemasaran.
Kemudian, inovasi dalam pembibitan, mereka menunjukkan bahwa pertanian bukan sekadar pekerjaan fisik, tetapi juga peluang untuk berkembang dan bersaing di pasar modern.
Langkah ini juga berdampak sosial. Regenerasi petani muda membantu memastikan ketahanan pangan lokal sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.
Ekosistem pertanian yang dibangun tidak hanya menguntungkan petani, tetapi juga masyarakat luas, menumbuhkan ekonomi berbasis komunitas, dan menghidupkan kembali desa-desa yang mulai kehilangan minat generasi mudanya terhadap sektor pertanian.
Transformasi ini membuktikan bahwa pertanian di era modern bukanlah pekerjaan kuno yang ditinggalkan anak muda.
“Kita ingin Kutim menjadi contoh bagaimana inovasi, kolaborasi, dan semangat muda bisa mengubah wajah agrikultur Indonesia,” pungkasnya. (ADV)


















