SANGATTA – Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) kembali menjadi penyakit dengan jumlah kasus terbanyak di Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kutim, Sumarno, Rabu (26/11/2025).
Sumarno menjelaskan, tingginya angka kasus ISPA hampir selalu muncul setiap tahun.
Kondisi ini menurutnya dipicu oleh faktor lingkungan, seperti aktivitas tambang dan perubahan cuaca yang ekstrem.
“Kasus ISPA memang mendominasi. Lingkungan dan kondisi cuaca kita yang tidak menentu menjadi faktor utama,” ujar Sumarno.
Untuk menekan angka penyakit ini, Dinas Kesehatan akan membuka berbagai layanan kesehatan gratis bagi masyarakat.
Program ini melibatkan dokter spesialis anak dan penyakit dalam, selain layanan poli umum dan donor darah.
“Kegiatan ini untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pemeriksaan tanpa harus datang jauh ke rumah sakit. Dengan skrining awal, penyakit seperti ISPA bisa terdeteksi lebih cepat,” jelasnya.
Sumarno menambahkan, keberhasilan menurunkan kasus ISPA tidak hanya bergantung pada layanan kesehatan, tapi juga perilaku masyarakat.
Dia mengimbau warga untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi paparan debu.
“Kami terus mengedukasi masyarakat supaya menjaga lingkungan, memakai masker jika perlu, dan mengurangi kontak dengan polusi. Langkah sederhana ini bisa menurunkan risiko ISPA,” tegasnya.
Dinkes Kutim berharap kombinasi antara pelayanan kesehatan yang lebih luas dan partisipasi masyarakat dapat menurunkan jumlah kasus ISPA secara signifikan pada tahun mendatang.
“Mari kita sama-sama menjaga kesehatan,” imbuhnya. (ADV)


















