SANGATTA – Kebijakan baru Pemerintah Kabupaten Kutai Timur yang membatasi subsidi pupuk hanya untuk tiga komoditas hortikultura yakni bawang merah, bawang putih, dan cabai mulai memicu penyesuaian di tingkat petani.
Banyak kelompok tani kini menimbang ulang rencana produksi mereka agar bisa tetap memperoleh bantuan yang dianggap vital untuk efisiensi biaya usaha tani.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kutai Timur, Dyah Ratnamingrum, sebelumnya menegaskan aturan ini wajib dipatuhi seluruh pelaksana di lapangan.
“Syarat komoditas pupuk subsidi pertanian hortikultura hanya untuk bawang merah, bawang putih, dan cabai. Di luar itu tidak boleh,” ujarnya belum lama ini.
Kebijakan yang lebih selektif ini disebut pemerintah sebagai langkah memperbaiki arah distribusi pupuk bersubsidi, mengingat ketiga komoditas tersebut selama ini menjadi penyumbang terbesar fluktuasi harga di pasar lokal.
Dengan memastikan ketersediaan pupuk bagi komoditas berisiko tinggi, pemerintah berharap stabilisasi harga dapat tercapai, sehingga tidak lagi menekan konsumen maupun pedagang.
Namun, bagi sebagian petani, keputusan tersebut memunculkan sejumlah pertanyaan praktis.
Beberapa penggarap sayuran daun hingga buah-buahan menilai perlu ada sosialisasi ulang mengenai peluang bantuan lain agar mereka tidak sepenuhnya bergantung pada skema subsidi pupuk.
Di sisi lain, sejumlah kelompok tani bawang dan cabai menyambut kebijakan ini sebagai sinyal positif.
Fokus pemerintah dinilai dapat memperbaiki pasokan pupuk di lapangan yang sebelumnya kerap tersendat akibat tingginya permintaan lintas komoditas.
Dengan pengawasan distribusi yang lebih ketat, potensi penyimpangan pun diperkirakan menurun.
DTPHP Kutim memastikan pemantauan akan dilakukan secara berkelanjutan, baik terhadap produktivitas maupun perubahan pola tanam di masyarakat.
Hasil evaluasi nantinya menjadi bahan pertimbangan untuk penyempurnaan kebijakan pertanian daerah.
Bagi pemerintah kabupaten, pengetatan ini bukan sekadar efisiensi anggaran, tetapi juga langkah strategis memperkuat ketahanan pangan lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani komoditas unggulan.
“Ini bentuk memperkuat ketahanan pangan lokal,” pungkasnya. (ADV)


















