BONTANG – Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) masih menjadi penopang utama investasi di Kota Bontang.

Hingga triwulan III tahun 2025, realisasi investasi tercatat mencapai Rp 821 miliar, dengan kontribusi terbesar berasal dari PMDN sebesar Rp 789 miliar atau sekitar 96 persen dari total nilai investasi.
Sementara itu, Penanaman Modal Asing (PMA) hanya menyumbang Rp 32 miliar.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bontang, Muhammad Aspiannur, mengatakan, capaian ini mencerminkan kuatnya kepercayaan investor dalam negeri terhadap iklim investasi di Bontang.
“Triwulan ketiga penyumbang tertinggi masih dari PMDN. Artinya, pelaku usaha lokal dan nasional masih melihat Bontang sebagai daerah yang potensial,” ujar Aspiannur, Senin (3/11/2035).
Berdasarkan data DPMPTSP, sebanyak 206 pelaku usaha non-UMK tercatat aktif beroperasi di Bontang selama periode tersebut.
Total terdapat 330 proyek investasi yang mampu menyerap 307 tenaga kerja Indonesia (TKI) dan 10 tenaga kerja asing (TKA).
Aspiannur menyebut, sebagian besar investasi berasal dari sektor industri pengolahan, konstruksi, serta perdagangan besar dan eceran.
Pemerintah daerah, lanjutnya, terus berupaya menjaga stabilitas dan memberikan kemudahan dalam proses perizinan untuk mendorong peningkatan realisasi investasi di triwulan berikutnya.
“Dengan capaian saat ini, kami optimistis target investasi tahun 2025 bisa tercapai. Kami juga akan terus memperkuat promosi dan pelayanan agar Bontang tetap menjadi kota yang ramah bagi investor,” pungkasnya. (*/Asri)

















