BONTANG – Sejumlah warga mengeluh aktivitas tambang yang diduga ilegal di RT 01, Kelurahan Kanaan, Bontang.
Polemik tambang itu sudah sejak lama beraktivitas, namun belum juga diselsaikan dengan baik.
Seperti Akbar, yang merasa rugi. Dia mengatakan usaha ayam miliknya dan beberapa bahan bangunannya hancur akibat banjir karena diduga ulah dari tambang ilegal.
“Usaha saya hancur akibat banjir karena ulah dari tambang ini. Ada juga usaha kolam ikan dari Pak Andi, hampir 20 kolam tertimbun akibat banjir,” terangnya, Jumaat 10 Oktober 2025.
Kemudian, Rosita dan Simon merasa terganggu karena setiap hujan pasti banjir, kemudian saat tidak hujan, debu bertebaran di mana-mana.
“Sebenarnya kami tidak melarang, cuma alih jalan harus pindah, jangan lewat depan rumah kami karena debunya,” ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Mansur. Dia mengatakan sudah capek menyampaikan ke pihak terkait, namun tidak ada juga solusi yang diberikan.

“Saya sebenarnya sudah capek, tapi pihak terkait tidak ada solusi, karena kami di sini sepertinya setiap hari makan debu,” jelasnya.
Warga lainnya juga mengklaim rumahnya retak akibat diduga jalan truk yang terus menerus.
“Rumah saya juga itu retak, karena setiap hari truk lewat, getarnya terasa,” katanya.
Namun di balik keluhan ini, ada juga warga yang mendukung, salah satunya Baim.
Dirinya mengklaim bahwa jalan yang dilewati itu milik omnya dan sejauh ini jalan tersebut sering diperbaiki.
“Ini kan jalan kami, tanah kami, jadi tidak ada yang larang, bahkan sering diperbaiki juga kalau ada yang mengganggu,” jelasnya.
Ditambahkan lagi, Ramli selaku penanggung jawab dari tambang tersebut mengatakan sejauh ini aktivitas warga tidak terganggu, karena jalan yang rusak itu sudah kami timbun.
“Saya hanya penanggung jawab di sini, kalau sepenuhnya Ical yang punya tambang,” bebernya.
Dengan begitu, protes warga yang mengeluh direspons baik oleh pihak Polsek Bontang Barat.
“Kalau banyak yang mengeluh, kita tutup saja tambangnya,” pungkas Kapolsek, IPTU Hadi Esmoyo. (*/Ayb)