SAMARINDA – Gubernur Kalimantan Timur, H Rudy Mas’ud (Harum), meminta mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk berkolaborasi mendukung program pembangunan daerah.
Dia berharap kegiatan KKN dapat disinergikan dengan program-program pembangunan yang tengah berjalan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.
Pernyataan itu disampaikan Gubernur Harum saat menerima audiensi dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.
Audiensi tersebut dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Unmul, Prof Dr Lambang Subagiyo. Pertemuan berlangsung di Kantor Gubernur Kaltim pada Senin, 7 Juli 2025.
Gubernur Harum menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menyosialisasikan program-program prioritas Pemprov Kaltim.
Ia menyebut dua program unggulan yang sedang dijalankan, yakni Gratispol dan Jospol.
“Adik-adik mahasiswa bisa membantu dengan menyosialisasikan program ini,” ujar Harum.
Selain itu, ia meminta panitia KKN Unmul untuk melakukan penempatan mahasiswa secara silang antarwilayah.
Misalnya, mahasiswa asal Samarinda diminta untuk tidak menjalani KKN di kota asalnya.
Mereka bisa ditempatkan di wilayah seperti Kutai Barat, Berau, atau Mahakam Ulu.
Demikian pula sebaliknya, mahasiswa dari daerah utara Kaltim bisa menjalani KKN di wilayah selatan.
Dengan pola ini, mahasiswa tidak bolak-balik pulang ke rumah selama masa KKN.
“Jadi fokus, tidak bolak-balik pulang,” tegas Gubernur.
Menurutnya, cara ini akan mendorong mahasiswa untuk lebih menyatu dengan masyarakat setempat.
Dengan demikian, program KKN akan lebih berdampak dan berjalan maksimal.
Gubernur Harum berharap kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat desa.
Lebih dari itu, ia ingin KKN memberi dampak positif bagi pemerintah daerah.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji menambahkan pentingnya pembekalan statistik bagi mahasiswa KKN.
Menurutnya, mahasiswa harus mampu membuat laporan data desa secara akurat.
Ia menyebut saat ini terdapat 351 desa yang tersebar di seluruh Kalimantan Timur.
Pengumpulan data menjadi bagian penting dari program KKN.
Wagub menyoroti masalah prevalensi stunting yang masih tinggi di Kaltim.
Ia menilai perlunya data yang lebih valid dan mutakhir untuk mengukur efektivitas intervensi yang telah dilakukan.
“Kita ingin tahu, kenapa angkanya kok tidak turun-turun, walaupun sudah kita intervensi,” kata Seno Aji.
Dirinya menduga masih ada kekeliruan dalam data yang digunakan selama ini.
Karena itu, mahasiswa KKN diminta terlibat dalam pengumpulan data lapangan.
Mereka diharapkan aktif mengunjungi Puskesmas dan Posyandu.
Langkah ini dilakukan agar data yang dikumpulkan lebih akurat dan sesuai kondisi terkini. (**/Red)
Sumber: Pemprov Kaltim