BONTANG – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bontang yang tengah digalakkan Badan Gizi Nasional (BGN) menghadapi tantangan serius dari dalam.
Sejumlah mitra dapur dalam jaringan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menyuarakan keraguan terhadap kesiapan produsen bahan baku lokal dalam mendukung kelangsungan program ini.
Padahal, BGN menargetkan pembentukan 22 dapur SPPG untuk mendukung keberlangsungan distribusi MBG di seluruh wilayah Bontang.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, menekankan pentingnya sikap tegas dari BGN terhadap para mitra yang belum sepenuhnya yakin dan siap menjalankan program ini.
“Kalau masih ragu, lebih baik tidak usah ikut. Kita butuh mitra yang semangat, yang benar-benar siap berkontribusi,” ujar Agus saat memberikan pernyataan resmi pada Senin malam, 6 Oktober 2024.
Agus menyampaikan bahwa setiap lembaga dan yayasan yang tergabung dalam program ini harus menunjukkan optimisme dan komitmen penuh.
Dia menambahkan bahwa keraguan dari mitra hanya akan menghambat pencapaian target dan efektivitas pelaksanaan MBG.
Lebih lanjut, Agus menyarankan agar mitra dapur yang merasa tidak yakin dengan ketersediaan bahan baku lokal sebaiknya mengundurkan diri secara sukarela.
Dirinya mendorong BGN untuk segera mencari pengganti yang lebih siap dan memiliki visi yang sejalan.
“Kita tidak bisa kerja setengah-setengah. Kalau ada yang masih ragu, lebih baik cari mitra yang punya tekad,” katanya.
Agus juga menilai bahwa pelaksanaan program MBG seharusnya tidak membebani suplai bahan makanan di kota ini.
Menurutnya, kebutuhan pangan siswa sebenarnya tidak berubah signifikan, sebab sebelum adanya MBG, para siswa tetap mengkonsumsi makanan di rumah masing-masing.
“Program MBG bukan membuat anak-anak jadi makan, mereka sebelumnya juga makan. Jadi sebenarnya bahan baku sudah tersedia, tinggal bagaimana kita mengaturnya supaya lebih sehat dan bergizi,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala SPPG Bontang Utara 02, Rizky, menyampaikan keraguannya terkait kapasitas produsen lokal untuk memenuhi kebutuhan dapur skala besar.
Ia menyebut, meskipun saat ini pasokan masih aman, namun potensi kendala bisa muncul jika seluruh 22 dapur sudah mulai beroperasi.
“Kalau masih beberapa dapur mungkin cukup, tapi kalau semua jalan bersamaan, saya agak ragu juga,” ujar Rizky pada Selasa, 30 September 2025. (*/Maldini)