SANGATTA – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memiliki dua program strategis untuk pembangunan manusia, yakni “Cap Jempol Stop Stunting” dan Sekolah Lansia,
Tujuanya untuk meningkatkan kualitas masyarakat di semua kelompok usia.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, Achmad Junaidi, mengatakan,
“Program ini menunjukkan langkah nyata Kutim dalam penanganan stunting dan pemberdayaan lansia. Kami berharap program ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia,” ungkapnya.
Program “Cap Jempol Stop Stunting” menggunakan pendekatan kolaboratif lintas sektor, melibatkan OPD, sektor swasta, dan mitra strategis. Junaidi menjelaskan,
“Setiap pihak berperan sesuai fungsinya, sehingga upaya penanganan stunting bisa lebih efektif dan tepat sasaran,” katanya.
Selain itu, Sekolah Lansia mulai diimplementasikan tahun ini untuk memberdayakan para lanjut usia.
“Kami ingin lansia tetap aktif, produktif, dan memiliki kehidupan bermakna. Program ini memberi mereka ruang untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat,” jelas Junaidi.
DPPKB juga menekankan bahwa pembangunan sumber daya manusia Kutim tidak hanya diukur dari peningkatan indeks usia produktif, tetapi juga kesejahteraan seluruh warga.
“Warga kita berkualitas ketika mereka tidak hanya produktif, tapi juga bahagia dan sejahtera,” kata Junaidi.
Melalui kedua program ini, Kutim berharap bisa menyelesaikan masalah lokal sekaligus menjadi model nasional dalam menciptakan masyarakat sehat, sejahtera, dan berdaya saing tinggi di semua usia. (ADV)


















